Sunday 9 June 2013

Pengiriman Pasukan Rusia ke Golan Timbulkan Pro Kontra

Foto : RIA NovostiDAMASKUS - Kementerian Luar Negeri Suriah menyambut tawaran dari Rusia yang ingin menggantikan posisi Austria di Dataran Tinggi Golan. Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) keberatan akan inisatif tersebut.
 
Pada dasarnya, PBB cukup mengapresiasi sikap Negeri Beruang Merah mengenai hal ini. Meski demikian, mereka mengingatkan kembali dengan Perjanjian Pelepasan dan protokol yang disepakati Israel dan Suriah terkait gencatan senjata di Golan.
 
Saat perjanjian itu disepakati, kedua pihak tersebut menentang campur tangan pasukan dari negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dalam misi perdamaian untuk pemantauan gencatan senjata. Kehadiran pasukan Rusia di Suriah turut dipandang bermotif politik, pasalnya, Rusia adalah salah satu negara yang mendukung Pemerintah Suriah.
 
"Kami mengapresiasi saran yang diberikan Federasi Rusia mengenai pengiriman pasukan ke Golan. Namun Perjanjian Pelepasan dan protokol yang disepakati Suriah dan Israel tidak akan mengizinkan negara anggota tetap DK PBB berpartisipasi dalam UNDOF," ujar juru bicara PBB Martin Nesirky, seperti dikutip Reuters, Sabtu (8/6/2013).
 
Seperti diketahui, keputusan penarikan 377 pasukan Austria disebabkan karena konflik domestik Suriah yang sudah mengalami eskalasi. Fraksi oposisi Suriah seringkali menerobos perbatasan di dekat Golan dan berseteru dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
 
Kanselir Austria Werner Faymann dan Menteri Luar Negeri Michael Spindelegger mengatakan bahwa kedua fraksi itu berkelahi untuk merebut kendali wilayah perbatasan. Keputusan penarikan pasukan Austria di Golan turut disesali oleh PBB. Dan saat ini, PBB pun menawarkan beberapa negara untuk menambah jumlah pasukannya di wilayah itu.

0 Coment:

Post a Comment